Pentingnya Mempelajari dan Memahami Ilmu Tajwid-Allah Berfirman dalam QS: Almuzammil : 4
ورَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِيۡلًا
Artinya : Dan bacalah al-Ouran dengan tartil
Maksud ayat ini ialah agar kita membaca al-Guran dengan perlahan-lahan sehingga membantu pemahaman
perenungan terhadap al-Ouran. Demikianlah cara Nabi saw. membaca al-Ouran.
Sebagaimana dijelaskan “Aisyah r.a. bahwa Rasulullah-saw. membaca al-Ouran dengan tartil sehingga bacaan yang seharusnya dibaca panjang memang di baca panjang.
Ayat-ayat lain yang senada dengan maksud ayat di atas adalah:
Dan al-Ouran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia …. (O.S. 17 al-Isra”: 106)
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-Ouran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. (O.S. 75 al-Oiyamah: 16-17)
Jika demikian cara Nabi Muhamad SAW. membaca Al-qur’an, maka selanjutnya muncul pertanyaan : Bagaimanakah cara kita mengetahui bahwa suatu lafadz mesti dibaca panjang ?
Surah Al-muzammil ayat 4 secara langsung memerintahkan kaum muslimin untuk membaca al-qur’an dengan tartil .
Itu artinya, secara tidak langsung kita di tuntut untuk mempelajari ilmu tentang tata cara membaca al-qur’an denga tartil.
Ilmu yang di maksud tidak lain adalah tahwid.
Pengertian Ilmu Tajwid
Tajawid Secara Bahasa berasal dari kata jawwada, yuhawwidu, tajwidan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus.
Dalam pengertian lain menurut lughah,tajwid dapat pula diartikan sebagai
. Menurut asal kata/bahasa:
اَلْاِتْيَانُ بِالْجَيِّدْ
Al-ityänu bil jayyid
artinya: “Mendatangkan/melaksanakan dengan bagus/baik”.
Menurutstilah Tajwid berarti :
التجويد هو اعطاءالحروف حقوقهاوترتيبها, وردالحرف الى مخرجه واصله, وتلطيف النطق به على كمال هيئة من غيراسراف ولاتعسف ولا اقراط ولاتكلف
Tajwid adalah memberikan setiap huruf hak-haknya dan susunannya, mengembalikan huruf pada makhrojnya dan asalnya, menghaluskan pelafalan pada kondisi yang sempurna, tanpa berlebihan dan pembebanan.
Menurut istilah/menurut ahli Qiro’at:
عِلْمُ يُعْرَفُ بِهِ اِعْطَاءُكُلِّ حَرْفٍ حَقَّهُ وَ مُسْتَحَقَّهُ مِنَ الصِّفَاتِ وَالْمُدُوْدِوَغَيْرِذَلِكَ كَالتَّرْقِيْقِ وَالتَّفْخِيْمِ وَنَحْوِ هِمَا
‘Ilmu yu’rafu bihi i’thä u kulli harfin haqqahu wa mustahaqqahu minas-shifäti wal mudüdi wa ghairi dzälika kat-tarqïqi wat-tafkhïmi wanahwi himä
artinya:” ilmu untuk mengetahui setiap huruf dari haq dan mustahaqnya (kewajibannya), dari sifat-sifat mad dan selain mad seperti tipis, tebal, dan sebagainya”.
Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an maupun bukan.
Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat al-Utsmani
Imam Ali bin Tholib mengatakan bahwa Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya dan memberikan hak setiap huruf (yaitu sifat yang melekat pada huruf tersebut seperti qolqolah, Hams, dan lain-lain) dan mustahaq huruf (yaitu sifat-sifat huruf yang terjadi karena sebab-sebab tertentu, seperti izhar, idghom, dan lain-lain)